Henti jantung dan serangan jantung adalah kondisi berbahaya dan mengancam nyawa seseorang. Namun terkadang dua hal ini dianggap sama, yang sebenarnya berbeda karena biasanya serangan jantung memiliki gejala sedangkan henti jantung lebih minim gejala. Mari kita bahas apa saja perbedaannya!
Serangan jantung adalah sebuah masalah pada sistem sirkulasi tubuh yang mana menyebabkan aliran darah ke jantung menjadi terganggu. Sebagian besar kondisi ini disebabkan adanya penyakit arteri koroner. Henti jantung adalah sebuah gangguan pada sistem kelistrikan jantung. Kasus ini biasanya disebabkan oleh aritmia.
Perbedaan henti jantung dan serangan jantung
1. Penyebabnya
Serangan jantung biasanya disebabkan oleh gaya hidup seseorang. Pola hidup tersebut seperti mengonsumsi makanan tidak sehat, kurang olahraga, merokok, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan tidak sedikit yang mengalami obesitas.
Penyebab dari henti jantung adalah jantung yang membesar, katup jantung berukuran tidak beraturan, genetika, serangan jantung sebelumnya hingga penyalahgunaan zat berbahaya.
2. Gejala
Sangat penting untuk mengetahui perbedaan dari kedua gejala ini, karena beberapa gejala terlihat sama.
Gejala serangan jantung:
- Nyeri dada dan tidak nyaman di tengah atau kiri dada
- Sakit di kedua lengan, punggung, bahu, rahang, atau pusar
- Sesak nafas baik sedang istirahat maupun aktivitas
- Berkeringat tanpa alasan
- Sering merasa lelah tanpa henti
- Mual dan muntah
- Sakit kepala ringan atau pusing tiba-tiba
- Detak jantung cepat dan tidak teratur
Gejala henti jantung
- Pusing
- Sesak nafas
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Jantung berdebar atau nyeri dada
- Kesulitan bernafas
- Penurunan kesadaran
3. Akibat jika terjadi
Ketika serangan jantung terjadi, maka darah yang biasanya mengalir ke jantung menjadi terputus. Hal ini menyebabkan otot jantung melemah dan mati karena kurangnya darah yang kaya oksigen mengalir ke jantung. Berbeda dengan henti jantung dimana kondisi ini jantung berhenti berdetak dan merupakan kasus yang sangat serius. Ketika henti jantung terjadi maka dapat menyebabkan kematian atau kecacatan.
4. Cara diagnosa
Mendiagnosa serangan jantung dapat dilakukan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan elektrokardiogram untuk memeriksa aktivitas jantung. Pengambilan sampel darah juga sering dilakukan untuk melihat bagaimana seberapa besar tanda-tanda kerusakan pada otot jantung. Ekokardiogram atau kateterisasi jantung juga akan digunakan untuk menentukan kekuatan dan vitalitas pada jantung.
Pada kasus henti jantung hal yang bisa dilakukan adalah menghidupkan kembali jantung dan membuat darah mengalir. Setelah hal ini berhasil dilakukan, langkah selanjutnya adalah tes diagnosis penyebab henti jantung. Tes ini termasuk ekokardiogram, tes darah hingga rontgen dada untuk mencari tanda-tanda penyakit jantung lainnya.
Hubungan serangan jantung dan henti jantung
Walaupun sama-sama penyakit jantung, kedua kondisi ini sangat berkaitan. Biasanya henti jantung terjadi ketika seseorang pernah mengalami serangan jantung. Seseorang yang pernah mengalami serangan jantung memiliki risiko lebih tinggi terkena henti jantung secara mendadak.
Selain serangan jantung, kardiomiopati, gagal jantung, aritmia juga menjadi penyebab jantung tiba-tiba berhenti. Tentunya hal ini sangat tidak kita inginkan, baik itu pada diri sendiri maupun keluarga dan orang terdekat.
Penting untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah menjalankan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat, rutin memeriksakan kondisi ke dokter, hingga olahraga secara teratur.
Jika Anda ingin memulai hidup sehat, tidak perlu takut atau khawatir bahwa olahraga yang dilakukan itu salah. Anda bisa berolahraga di rumah dengan treadmill, sepeda statis, maupun homegym dari iReborn Fitness. Dengan rutin berolahraga, tubuh akan mengeluarkan racun hingga zat-zat berbahaya pada tubuh.
Tentunya hasil yang diharapkan yaitu memiliki tubuh lebih sehat dapat tercapai ditambah memiliki tubuh ideal sesuai dengan cita-cita Anda. Mari olahraga dan hidup sehat mulai sekarang!